Broker Online | Forex | Trading Online | Bursa Forex

Broker online – Kenaikan biaya bahan bakar menjadi faktor utama kenaikan inflasi grosir di Jepang pada bulan Februari sehingga mencatat laju tahunan tercepatnya dalam kira-kira empat dekade lalu, yang menggarisbawahi tekanan inflasi yang bahkan telah terbentuk sebelum terjadinya krisis Ukraina sehingga semakin memicu lonjakan harga komoditas secara lebih luas.

Meletusnya perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan lonjakan harga barang yang terjadi baru-baru ini, mulai dari minyak, logam hingga biji-bijian kemungkinan akan terus mendorong harga grosir berada di bawah tekanan baru bagi ekonomi Jepang yang miskin sumber daya dan sangat bergantung pada bahan mentah impor.

GAMBAR BROKER ONLINE

Terkait akan hal ini salah seorang ekonom senior dari Shinkin Central Bank Research Institute, Takumi Tsunoda mengatakan bahwa meskipun perang di Ukraina berakhir namun sanksi terhadap Rusia masih akan tetap ada dan hal ini akan menjaga harga masih akan tetap berada di level tinggi terutama untuk bahan bakar.

Lebih lanjut Tsunoda juga menyampaikan bahwa meningkatnya tekanan inflasi telah menambah penderitaan bagi laju konsumsi di Jepang, yang saat ini telah berada dalam kondisi yang lemah jika dibandingkan dengan ekonomi negara-negara Barat sehingga berpotensi menunda laju pemulihan ekonomi Jepang.

Data corporate goods price index (CGPI) yang merilis oleh Bank of Japan (BOJ) sebagai ukuran harga barang dan jasa yang terbebankan oleh perusahaan satu sama lain, terlaporkan melonjak 9.3% di bulan Februari dari periode yang sama di tahun sebelumnya sehingga menandai laju tahunan tercepatnya sejak data yang sebanding rilis untuk pertama kalinya di tahun 1981.

Kenaikan ini melebihi perkiraan kenaikan sebesar 8.7% dari pelaku pasar, dan melaju lebih cepat dari revisi kenaikan 8.9% pada bulan Januari, yang mendukung oleh lonjakan harga bahan bakar hingga sebesar 34.2%, yang mana indeks bulan Februari di 110.7 menjadi level tertinggi sejak 1985 silam.

Perang yang terjadi di Ukraina telah menyebabkan lonjakan harga bahan bakar dan komoditas lebih lanjut, yang kemungkinan akan mendorong inflasi konsumen lebih dekat ke target 2% dari BoJ dalam beberapa bulan mendatang, akan tetapi di satu sisi juga akan membebani pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

Sektor rumah tangga dan pengecer kemungkinan besar akan merasakan pukulan telak dengan kenaikan biaya bahan baku yang terjadi hingga saat ini, seperti kenaikan harga tepung domestik yang akan mulai pada Juli mendatang, yang terpicu oleh kenaikan harga gandum akibat perang yang terjadi, sementara harga minyak mentah akan mendorong kenaikan tagihan listrik di kisaran bulan September mendatang.

VIDEO BROKER ONLINE

Meningkatnya biaya energi akan menambah ketegangan terhadap ekonomi Jepang, yang kemungkinan akan melihat laju pertumbuhan yang hampir terhenti di periode kuartal ini, akibat dari kebijakan pembatasan virus corona serta gangguan pasokan yang telah menjadi hambatan bagi laju konsumsi dan output pabrik.

Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt

Broker Online | Forex | Trading Online | Bursa Forex

Broker online – Hasil survei swasta dari lembaga Caixin menunjukkan bahwa aktifitas sektor jasa di China mengalami kontraksi cukup tajam dalam dua tahun terakhir di bulan Maret lalu, menyusul lonjakan kasus infeksi virus corona yang membatasi mobilitas serta membebani laju permintaan konsumen.

Caixin services PMI untuk bulan Maret dilaporkan turun menjadi 42.0 dari 50.2 di bulan Februari sebelumnya, yang mana angka ini menunjukkan penurunan aktifitas cukup tajam sejak awal pandemi Covid-19 di Februari 2020 lalu.

GAMBAR BROKER ONLINE
Caixin services PMI

Survei yang lebih terfokus pada perusahaan jasa dalam skala yang lebih kecil di wilayah pesisir, memperlihatkan hasil yang sejalan dengan survei resmi dari pemerintah, yang juga menunjukkan penurunan di sektor jasa China.

Dalam hal ini para analis menilai bahwa sektor jasa yang mengandung kontak secara intensif, seperti transportasi, hotel dan bisnis katering menjadi sektor yang paling mendapat pukulan, dimana hal ini telah mengaburkan prospek laju pertumbuhan konsumsi yang diantisipasi di tahun ini.

Sub-indeks untuk bisnis baru turun untuk bulan kedua berturut-turut dan penurunan ini berada di laju tercepatnya sejak Maret 2020, sementara harga input perusahaan tercatat naik di bulan Maret setelah sebelumnya turun ke level terendahnya dalam enam bulan terakhir di Februari lalu.

Merebaknya wabah virus dan laju permintaan yang lebih lemah telah mengurangi selera perusahaan untuk menambah staff dengan sub-indeks ketenagakerjaan menunjukkan kontraksi aktifitas yang berlanjut walaupun dalam kecepatan yang lebih lambat.

Sementara pihak perusahaan secara umum tetap merasa optimis mengenai output selama tahun depan, dimana optimisme turun ke level terendahnya dalam 19 bulan, di tengah kekhawatiran terhadap pandemi serta dampak perang Ukraina terhadap permulihan ekonomi.

Untuk Caixin Composite PMI bulan Maret, yang mencakup aktifitas manufaktur dan jasa, dilaporkan merosot menjadi 43.9 dari 50.1 pada bulan sebelumnya, yang menandakan laju pengurangan tercepatnya sejak wabah Covid-19 mencapai puncaknya di Cina pada 2020 lalu.

Wang Zhe selaku Ekonom Senior dari Caixin Insight Group, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilisan data bahwa secara keseluruhan aktifitas manufaktur dan jasa melemah di bulan Maret akibat epidemi, yang mana kondisi ini mirip dengan wabah Covid sebelumnya yang lebih mempengaruhi sektor jasa secara signifikan dibandingkan terhadap sektor manufaktur dan pembuat kebijakan harus memperhatikan kelompok yang rentan terhadap kondisi ini serta meningkatkan dukungan untuk industri utama serta usaha kecil dan mikro guna menstabilkan ekspektasi pasar.

Sedangkan kepala ekonom dari Pinpoint Asset Management mengatakan bahwa saat ekonomi China menghadapi tantangan serius maka pertanyaannya adalah berapa lama kebijakan Covid tanpa toleransi dari China dapat dipertahankan, dimana kegiatan ekonomi telah dikorbankan untuk mencapai kebijakan yang lebih efektif melawan wabah Omicron, untuk itu dirinya berharap bahwa wabah akan mampu dikendalikan dengan biaya ekonomi yang signifikan.

Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt

Saham Hong Kong ditutup dengan kenaikan cukup besar pada hari Kamis melanjutkan kenaikan sembilan persen dari hari sebelumnya, pasca janji pemerintah China untuk mendukung pasar.

Saham teknologi di China adalah pemenang utama sementara Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan Asia-Pasifik dengan kenaikan hampir 2/0% setiap hari karena Reuters menyebutkan “China melaporkan 1952 kasus virus corona baru pada 15 Maret versus 3602 sehari sebelumnya.”

Hari ini tidak ada agenda ekonomi untuk China.

PRODUCTS
RISK WARNING

Trading leveraged products such as Forex and CFDs may not be suitable for all investors as they carry a high degree of risk to your capital. Please ensure that you fully understand the risks involved, taking into account your investments objectives and level of experience, before trading, and if necessary seek independent advice

SOCIAL MEDIA